Skip to main content

follow us

Para ulama dan imam telah sepakat, bahwa terbelahnya bulan terjadi pada zaman Rasulullah SAW. Banyak sekali hadist diriwayatkan tentang peristiwa ini dari berbagai jalur, sehingga memberikan suatu kepastian bagi umat.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas. Dia berkata, "Penduduk telah meminta Nabi SAW menunjukan suatu mukjizat. Kemudian terbelah-lah bulan menjadi dua, di Makkah, lalu turun ayat "Iqtarabatis saa'atu wansyaqqal qamaru." Diriwayatkan oleh Muslim.

Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata: "(Ini adalah) sihir yang terus menerus." Dan mereka mendustakan (Nabi) dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka beberapa kisah yang di dalamnya terdapat cegahan (dari kekafiran). Itulah suatu hikmah yang sempurna maka peringatan-peringatan itu tidak berguna (bagi mereka). (QS. Al-Qamar [54] : 1-5)

Bukhari meriwayatkan dari Anas, bahwa penduduk Makkah telah meminta Rasulullah SAW memperlihatkan mukjizat kepada mereka. Lalu Beliau memperlihatkan kepada mereka bulan terbelah menjadi dua, hingga mereka melihat jarak yang jauh antara keduanya. Penduduk Makkah benar-benar telah menyaksikan bulan di langit terbelah menjadi dua bagian. Kebanyakan orang-orang bodoh dari mereka mengira bahwa peristiwa itu merupakan sihir menurut pandangan mereka. Kemudian mereka menanyakan kepada orang-orang yang datang dari perjalanan jauh dan mereka memberitahukan  tentang pemandangan yang sama, dengan begitu mereka semua mengetahui kebenaran peristiwa itu.

Peristiwa terbelahnya bulan ini tidak juga membuat luluhnya pengingkaran orang-orang kafir. Hal ini telah dijelaskan oleh Allah ta'ala dalam firman-Nya,

Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus memenempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai dari padanya. (QS. Al-A'raaf [7] : 146)

Sumber: Keagungan Mukjizat Nabi Muhammad SAW. Oleh: Syeikh Said Abdul Azhim. Hal: 150-152

Kisah Inspiratif Lainnya: