Skip to main content

follow us

Pada suatu hari, pelayan Ash-Shiddiq datang membawa makanan untuknya. Abu Bakar kemudian langsung memakannya sesuap, padahal biasanya ia bertanya lebih dahulu tentang asal-usul makanan tersebut. Pelayan tersebut bertanya, "Engkau belum bertanya tentang asal makanan ini?" Abu Bakar Ash-Shiddiq kemudian bertanya tentang asal makanan tersebut. Si pelayan memberitahukan kepadanya bahwa makanan itu berasal dari harta yang diperoleh dari hasil perdukunan sebelum Islam.

Mendengar hal itu, Abu Bakar Ash-Shiddiq berkata, "Engkau hendak mencelakakanku!" Kemudian dia berusaha memuntahkan sesuap makanan tadi. Orang-orang berkata kepadanya, "Engkau tidak bisa mengeluarkan makanan itu hingga engkau meminum air dan memuntahkannya." Ash-Shiddiq lalu berkata, "Ambilkan aku air." Dia kemudian meminum air tersebut dan memasukkan jarinya ke tenggorokan sehingga berhasil memuntahkannya. Orang-orang berkata, "Semoga Allah merahmatimu wahai Abu Bakar, itu hanya sesuap." Abu Bakar lalu menimpali, "Demi Allah, sekiranya makanan itu tidak keluar kecuali bersama nyawaku, niscaya aku akan mengeluarkannya!"

Sudah menjadi kebiasaan Abu Bakar Ash-Shiddiq datang ke rumah seorang wanita tua di Madinah. Sesampainya di sana, ia lantas menyapu dan membersihkan rumahnya. Hal itu ia lakukan setiap pekan. Tatkala Umar bin Khattab mengetahui keberadaan wanita tua ini, ia hendak berangkat menemuinya untuk melayaninya. Ketika sampai di sana, ia melihat rumah wanita tua itu sudah bersih. Lalu ia menanyakan hal tersebut kepada wanita itu. Wanita tua tersebut menjawab, "Telah datang kepadaku seorang yang tidak kukenal kemudian dia membersihkan rumahku ini."

Pada suatu kesempatan Umar bin Khattab sengaja bersembunyi untuk melihat siapakah orang yang dimaksudkan wanita tadi. Umar kemudian berkata, "Aku mendapati Abu Bakar sedang mengetuk pintu rumahnya, lalu wanita itu pun membukakan pintu untuknya. Setelah itu, ia mulai membersihkan rumah wanita tua itu dan mengambil sampah untuk dibuang di luar rumah!"

Lantas siapakah di antara kita yang berkhidmat kepada kedua orang tuanya, padahal keduanya adalah orang yang lebih utama mendapatkan pelayanan?

Sumber: Jejak Para Khalifah. Oleh: Amru Khalid. Hal. 41-42

Kisah Inspiratif Lainnya: