BEBERAPA tokoh orientalis saat itu berkunjung ke Kairo dan saat itu pihak pemerintah merayakan kedatangan mereka dengan meriah. Koran-koran pun dengan gegap gempita menulis mengenai “jasa-jasa” mereka, memuji buku-buku dan ensiklopedia yang telah mereka tulis.
Di perayaan itu, para orientalis disambut gembira dan ikut hadir dalam penyambutan banyak tokoh akademik dan intelektual.
Setelah perayaan penyambutan dilakukan, menteri pendidikan Mesir saat itu naik ke atas podium dalam rangka memberikan penghargaan terhadap para orientalis tersebut dan membuka pembicaraan dengan puja dan puji atas mereka.
Mereka yang hadir mengira bahwa pujian-pujian itu akan diberikan terus menerus kepada para tamu itu hingga acara usai. Namun yang terjadi berada di luar perkiraan, setelah menteri menyampaikan sambutannya, Syeikh Abdul Aziz Jawisy, ulama besar Al Azhar tampil ke atas mimbar.
Para hadirin pun terkejut dengan ceramah Syeikh Abdul Aziz Jawisy. Setelah menyampaikan pujian bagi Allah, muris Syeikh Muhammad Abduh ini pun berkata,”Sesungguhnya sambut menteri menunjukkan bahwa ia belum pernah membaca karya orientalis yang ia puji. Karangannya tidak lain adalah bentuk perendahan terhadap pemikiran Islam. Aku sendiri telah membacanya ketika aku bermukim di Inggris, dan aku telah mendebat penulisnya. Aku tidak menjumpai ia melakukan kesalahan kecuali dengan sengaja sedangkan ia sendiri mengetahui kebenaran namun ia menghindarinya…”
Pertemuan itu pun berubah menjadi tegang, dan sang menteri keluar peluh dingin dari wajahnya. Dan saat itu berdirilah Abdul Hamid Said selaku ketua Perkumpulan Pemuda Muslim untuk memberi isyarat berakhirnya pertemuan.
Syeikh Abdul Aziz Jawisy pun berkata,”Wahai yang terhina, hencurnya umat Islam sampai kepada tahap dimana mereka melakukan perayaan guna memberi penghargaan bagi orang yang mensifati agama mereka dengan kebengisan, kekeliruan, syahwat dan perbudakan! Kemudian selaku pemimpin perayaan adalah menteri pendidikan dan para pembicaranya adalah para dosen universitas-universitas di ibukota Islam?* (Majalah Al Azhar, Rabi’ Al Awwal 1435 H)
Sumber: hidayatullah.com